Mungkin tak ada yang akan menyangka jika kegiatan memanah yang sudah ada sejak zaman purbakala bisa menjadi salah satu cabang olahraga hari ini. Menurut pengertiannya, panahan merupakan kegiatan yang menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Kegiatan panahan ini dipercaya telah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Lalu, bagaimana sejarah olahraga panahan ini bisa menjadi salah satu cabang olahraga penting di dunia dan tanah air? Untuk lebih jelasnya, silahkan simak informasi berikut ini.
Sejarah Olahraga Panahan
Berbagai sumber menerangkan dengan sangat jelas jika kegiatan panahan ini bahkan telah ada sekitar 100 tahun yang lalu. Beberapa buku menggambarkan para manusia purbakala menggunakan busur dan panah untuk berburu mangsa demi mempertahankan hidup.
Suku Neanderathal dipercaya sebagai salah satu suku zaman purbakala yang telah menggunakan busur dan panah untuk bertahan hidup. Para ahli purbakala saat melakukan penggalian di daerah Mesir juga menemukan bukti adanya unsur kegiatan panahan ini saat melihat tubuh seorang prajurit yang terkena panah.
Data-data dari para ahli sejarah juga menjelaskan jika beratus-ratus tahun silam, busur dan panah juga telah menjadi alat perang atau senjata para umat manusia. Ada beberapa teori pula yang mengemukakan jika panah dan busur sudah mulai dipakai di masa peradaban manusia sejak era mesolitik. Era itu diperkirakan berlangsung sekitar 5000 hingga 7000 tahun yang silam.
Kemudian, teori lain menyebutkan jika kegiatan panahan tersebut muncul lebih awal dari teori yang disebutkan sebelumnya. Teori yang kedua ini meyakini jika kegiatan panahan ini sudah muncul pada era paleolitik yang terjadi sekitar tahun 10.000 hingga 15.000 tahun yang lalu.
Terlepas dari semua teori tersebut, kegiatan panahan ini memang telah melalui proses yang sangat panjang. Panahan yang dulunya dikenal sebagai kegiatan berburu yang dilakukan oleh manusia purbakala, kini telah berubah menjadi salah satu cabang olahraga penting di olimpiade. Yang awalnya digunakan untuk bertahan hidup dan berperang melawan suatu negara, kini telah berubah peran sebagai sarana hiburan yang bisa memunculkan prestasi dalam setiap ajang panahan.
Panahan Sebagai Olahraga
Menurut sejarah, kegiatan panahan ini tercatat sebagai salah satu jenis olahraga sekitar tahun 1676. Saat itu, Raja Charles II di Inggris menjadi pencetus lahirnya olahraga panahan di Inggris. Setelah itu, kegiatan panahan ini tidak lagi dianggap sebagai kegiatan yang mengarah kepada peperangan.
Panahan sudah dipandang sebagai salah satu jenis olahraga yang menyenangkan. Berbagai negara-negara di dunia pun pada akhirnya juga mulai mengikuti jejak negara Inggris kala itu. Mereka tidak lagi melihat panah dan busur sebagai alat atau senjata perang dan pada akhirnya menjadikan panahan sebagai jenis olahraga baru.
Kemudian, untuk pertama kalinya, di tahun 1844 negara Inggris menyelenggarakan sebuah perlombaan panahan tingkat nasional. Saat itu, perlombaan tersebut dinaungi oleh GNAS atau Grand National Archery Society. Sedangkan pada tahun 1879, Amerika Serikat juga mulai mengadakan kejuaraan nasional untuk pertama kalinya yang berpusat di kota Chicago.
Perkembangan Olahraga Panahan di Indonesia
Sejarah munculnya olahraga panahan di Indonesia juga belum diketahui secara pasti mengenai kapan dan di mana olahraga ini hadir untuk pertama kalinya. Namun, jika melihat berbagai cerita-cerita rakyat terdahulu, berbagai tokoh dalam kisah tersebut digambarkan telah menggunakan busur dan panah. Sebut saja Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, dan juga Srikandi. Para tokoh-tokoh ini terkenal dengan senjata panah dan busurnya dalam cerita.
Dalam sejarah PON, cabang olahraga panahan sering dimasukkan sebagai jenis olahraga yang diperlombakan. Kemudian, dari catatan sejarah panahan di Indonesia, olahraga panahan ini memiliki sebuah organisasi yang disebut dengan Persatuan Panahan Indonesia atau disingkat dengan sebutan Perpani.
Persatuan Panahan Indonesia ini baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di kota Yogyakarta. Pioner dari organisasi ini adalah Sri Paku Alam VIII. Sri Paku Alam VIII juga menjabat sebagai ketua umum Perpani selama 24 tahun yakni sekitar tahun 1953 hingga tahun 1977.
Setelah terbentuk dan berkembangnya organisasi Perpani, berbagai pihak pun mengambil langkah untuk ikut bergabung dengan anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’Arch). Indonesia akhirnya resmi bergabung dengan FITA sekitar tahun 1959 di Oslo, Norwegia.
Seiring berkembangnya panahan di tanah air, olahraga ini pun mulai mendapat tempat di kehidupan masyarakat tanah air. Berbagai kota sudah mengenal dan mulai memainkan olahraga panahan. Berbagai perlombaan tingkat daerah dan nasional mulai sering digelar. Tak hanya itu, Perpani juga mulai sering mengirimkan atlet-atlet panahannya untuk mengikuti kejuaraan panahan tingkat dunia.
Perpani untuk pertama kalinya juga mencatat prestasi yang luar biasa pada Olympic Games di tahun 1988 yang bertempat di Seoul. Saat itu, tim putri Indonesia berhasil meraih medali perak untuk pertama kalinya di ajang internasional.
Sejarah dan Perkembangan Olahraga Panahan