Penggunaan teknologi dalam pembelajaran telah lama dimanfaatkan untuk membantu peningkatan kualitas pembelajaran. Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran terutama teknologi komputer memudahkan para pendidik untuk menjelaskan materi pembelajaran yang bersifat abstrak dan jauh dari penalaran peserta didik menjadi mudah dijangkau atau dipahami.
Melalui teknologi pembelajaran para pendidik akan mudah melakukan simulasi pembelajaran mendekati kondisi nyata dari suatu materi pembelajaran yang abstrak, misalnya penjelasan tentang gerakan lempeng tektonik yang menimbulkan banyak korban mudah diuraikan dengan bantuan simulasi teknologi. Simulasi gerakan lempeng tektonik melalui animasi akan memudahkan pemahaman dan penghayatan peserta didik untuk materi pembelajaran tersebut.
Penggunaan teknologi pembelajaran semakin kuat pengaruhnya seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah merambah kehidupan masyarakat. Pembelajaran menggunakan TIK sering disebut dengan e-learning yang merupakan proses pembelajaran melalui penggunaan teknologi atau internet pada khususnya atau pembelajaran berbasis komputer (Nurchaili, 2010).
Pemanfaatan TIK Dalam Pembelajaran
Penggunaan internet dalam proses pembelajaran menjadikan proses pembelajaran berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan pendidik sebelum mengenal TIK sehingga akan menarik perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran telah mengubah proses pembelajaran “dari ruang kelas ke mana saja, dari waktu siklus ke waktu nyata, dari kertas ke online, dan dari fasilitas fisik ke jaringan kerja” (Abdullah, 2009). Pembelajaran dapat berlangsung di ruang sekolah atau di rumah atau dimana saja bergantung pada kemauan peserta didik. Pemanfaatan TIK ini menyebabkan proses pembelajaran dapat terlaksana tanpa ada pembatasan waktu sepanjang peserta didik mau melakukannya. Hal itu akan mendorong peserta didik untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan kemampuan dan keinginan belajarnya.
Pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dilakukan dalam berbagai bentuk antara lain penyediaan bahan ajar secara online (bahan ajar tersimpan dalam bentuk buku atau artikel di internet), program computer assisted learning, bahan alat peraga atau simulasi, pembelajaran Moodle dan Facebook (Darmawan dan Siti, 2014), dan pembelajaran jarak jauh (sekolah terbuka). Penyediaan bahan ajar secara online memudahkan pendidik atau peserta didik untuk menemukan bahan ajar sehingga proses pembelajaran tidak terkendala oleh materi bahan ajar yang tidak tersedia.
Ketersediaan bahan ajar secara tepat waktu akan memperlancar dan membantu pendidik atau peserta didik untuk memahami materi pembelajaran secara komprehensif sehingga pembelajaran terhindar kesalahan konsepsi (misconcept). Pembelajaran dengan penggunaan alat peraga atau simulasi melalui TIK akan memudahkan materi pelajaran dipahami oleh peserta didik serta akan berdampak pada minat atau perhatian peserta didik pada pelajaran tersebut. Adanya alat peraga dengan penerapan TIK akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik perhatian peserta didik. Dengan demikian, komputer berfungsi untuk membantu peserta didik untuk memelajari materi pelajaran secara terprogram sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum serta perkembangan kemampuannya.
Penerapan TIK untuk pendidikan jarak jauh telah berkembang lama terutama di negara maju. Dalam penggunaan TIK jarak jauh dilakukan secara interaktif antara pendidik dengan peserta didik. Pendidik menjelaskan materi pelajaran melalui internet kepada peserta didik di pedalaman dan bila ada yang kurang jelas, peserta didik dapat meminta penjelasan ulang secara online. Melalui penggunaan TIK yang ada, peserta didik dapat mengajukan pertanyaan kepada pendidik dan dijawab secara langsung. Pada akhir pembelajaran pendidik memberikan tugas sebagai penilaian pembelajaran dan setelah tugas dikerjakan maka dilakukan diskusi secara langsung (online).
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran diyakini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan peserta didik lebih mudah untuk menerima materi pembelajaran. Untuk mengukur pencapaian peserta didik dalam proses pembelajaran dilakukan penilaian. Penilaian dalam proses pembelajaran, menurut Bennet dan Gitomer (2009) dibedakan sebagai alat untuk mendeteksi kesulitan belajar (assessment as learning), penilaian proses pembelajaran (assessment for learning), dan penilaian untuk mengukur pencapaian hasil belajar (assessment of learning).
Penilaian Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
Penilaian dilaksanakan sebagai upaya melayani dan mendeteksi kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Dari hasil penilaian setelah proses pembelajaran dilakukan diketahui materi (kompetensi) yang belum dipahami atau dikuasai oleh peserta didik. Berdasarkan kesulitan atau materi yang belum dipahami peserta didik, pendidik dapat melakukan remedial atau penugasan sehingga peserta didik mencapai kompetensi atau materi yang ditentukan. Penilaian tersebut dikenal dengan penilaian dalam kelas yaitu penilaian yang berlangsung selama dan pada akhir pembelajaran. Penilaian tersebut berfungsi untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran (Muslich, 2011). Penilaian tersebut lebih mengukur pencapaian peserta didik selama proses pembelajaran di tingkat kelas dan pada akhir pembelajaran peserta didik dalam satuan atau jenjang pendidikan dilakukan ujian akhir
Ujian akhir merupakan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran di satuan pendidikan. Tujuan ujian akhir adalah untuk memeroleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik selama mengikuti pendidikan yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Basuki dan Hariyanto, 2014). Ujian Nasional diselenggarakan oleh pemerintah yang meliputi aspek pengetahuan (akademis), sedang aspek keterampilan dan sikap diserahkan kepada satuan pendidikan yang berkaitan.
Ujian nasional untuk mengukur aspek pengetahuan dilaksanakan dalam bentuk tertulis (paper and pencil test-PBT) dan berbasis komputer (computer based test-CBT) dengan bentuk soal pilihan ganda sedang bentuk penilaian untuk aspek keterampilan dan sikap yaitu penilaian praktik, produk, proyek, dan observasi yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Ujian Nasional dengan model PBT merupakan pelaksanaan ujian secara tertulis seperti yang dilakukan selama ini, sedang model CBT yang disebut Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) merupakan pelaksanaan ujian berbasis komputer dengan soal yang setara dengan ujian model PBT.
Penggunaan komputer dalam ujian memudahkan pelaksana untuk membuat soal beragam dengan mengombinasikan beberapa paket soal (Abdullah, 2009) sebab dalam ujian nasional menggunakan soal yang berbeda antar peserta didik dengan tingkat kesukaran relatif setara. Penyelenggaraan ujian nasional yang pesertanya banyak dan hasilnya harus segera diketahui, maka penggunaan TIK dalam pelaksanaan ujian nasional dapat membantu penyelenggara Ujian Nasional. Pengolahan hasil Ujian Nasional yang dilaksanakan sampai saat ini baik PBT maupun CBT relatif lama, karena hasil ujian harus dipindai (scan) di provinsi dan kemudian hasilnya dikirimkan ke Kemdikbud (Panitia Tingkat Pusat) untuk dilakukan penskoran dan hasilnya dikirimkan kembali ke provinsi hingga satuan pendidikan.
Sumber: Rogers Pakpahan, MODEL UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER: MANFAAT DAN TANTANGAN, Balitbang, Kemdikbud, Jakarta, Revisi 2016
Penggunaan Teknologi Dalam Pembelajaran – Padamu Negeri
.