Pada perkembangan teknologi saat ini, salah satu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran berupa bahan ajar yang dapat memuat secara utuh antara teks dan media, dapat ditemukan dalam bentuk e-learning.
Sedangkan pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar sebagai materi pembelajaran secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Bahan ajar e-learning disebut juga sebagai bahan ajar berbasis internet atau web. Selain itu, bahan ajar e-learning juga disebut sebagai bahan ajar online. Hal ini karena karakteristik bahan ajar tersebut hanya dapat digunakan secara online.
Sesuai dengan namanya, pengertian bahan ajar e-learning adalah bahan ajar yang disiapkan, dijalankan, dan dimanfaatkan dengan media web. Pemanfaatan melalui web dapat memudahkan guru untuk menunjukkan bahan ajar yang baik karena dapat memuat teks, gambar, maupun dalam bentuk simulatif.
Karakteristik Bahan Ajar E-Learning
Bahan ajar merupakan elemen penting dalam e-learning karena memiliki peran dan termasuk inti dari pembelajaran e-learning. Untuk itu, kemampuan seorang guru dalam mengembangkan bahan ajar e-learning menjadi sangat penting guna menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Bahan ajar e-learning memiliki peran penting berdasarkan karakteristiknya yang lebih kompleks dibanding bahan ajar lainnya. Beberapa karakteristik bahan ajar e-learning diuraikan Kementerian Pendidikan Nasional (2010), yaitu:
- memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan atau computer network);
- memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk belajar mandiri;
- memanfaatkan teknologi elektronik, di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler;
- menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials);
- disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya;
- memanfaatkan pertukaran data (Information sharing) yang secara interaktif dapat dilihat setiap saat di komputer.
Selain karakteristik di atas, ciri khas bahan ajar e-learning yang lain, yaitu dapat memuat materi yang bersifat simulatif. Artinya, bahan ajar e-learning dapat menyajikan media bergerak berupa animasi atau video.
Kemampuan tersebut begitu penting terutama untuk media pembelajaran yang bersifat proses seperti terjadinya gunung meletus, pergerakan lempeng tektonik, dan sebagainya. Hal ini disebabkan bahan ajar e-learning memiliki fasilitas yang mendukung untuk semua jenis file animasi atau video. Fasilitas inilah yang tidak dimiliki oleh jenis bahan ajar yang lain, terutama bahan ajar cetak.
Karakteristik selanjutnya, bahan ajar e-learning memiliki sistem yang dapat berjalan otomatis, terutama dalam fitur evaluasi. Kecepatan dalam mengetahui hasil evaluasi sangat bermanfaat untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran. Dengan demikian, jika terjadi masalah dalam pembelajaran, maka guru dapat menyelesaikan dengan cepat.
Keunggulan Bahan Ajar E-Learning
Seperti diuraikan di awal bahwa bahan ajar e-learning memiliki keunggulan fasilitas dibandingkan bentuk yang lain. Rincian mengenai keunggulan bahan ajar e-learning dapat diuraikan sebagai berikut:
- Memberikan kemudahan bagi guru dalam pembelajaran untuk menjelaskan hal-hal yang abstrak.
- Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif serta mempunyai ketertarikan pada materi yang sedang dibahas.
- Siswa dapat belajar atau menelaah bahan ajar sewaktu-waktu karena bahan ajar dapat tersimpan di komputer.
- Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui jaringan internet.
- Guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
Kekurangan Bahan Ajar E-Learning
Meskipun demikian, bahan ajar e-learning juga memiliki kekurangan, antara lain:
- Belum semua wilayah tersedia komputer, listrik, fasilitas internet.
- Guru dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
- Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial.
- Kurangnya interaksi face-to-face (tatap muka langsung) antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar.
Penelitian Pembelajaran e-learning
Penelitian mengenai pembelajaran e-learning sudah banyak yang melakukan. Penelitian ini termasuk dalam kategori research and development, yakni pengembangan bahan ajar e-learning. Banyaknya penelitian mengenai pengembangan bahan ajar e-learning menunjukkan bahwa produk dan pembelajaran ini memberikan manfaat yang signifikan terhadap peningkatan kualitas pembelajaran.
Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan acuan bahwa bahan ajar e-learning memiliki banyak keuntungan sebagai bahan pembelajaran. Berkaitan dengan itu, seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat, pengembangan bahan ajar e-learning sangat diperlukan sebagai bagian dari inovasi pembelajaran.
Inovasi pembelajaran yang dibutuhkan oleh guru dan siswa, yakni semakin terciptanya suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan efektif. Hal ini sesuai dengan penjelasan Shreya (dalam Surjono, 2013) bahwa implikasi pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran inovatif adalah diperolehnya pembelajaran yang aktif, kolaboratif, kreatif, integratif, dan evaluatif.
Oleh karena itu, pembelajaran e-learning dapat diterapkan secara kolaboratif dengan memadukan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berbasis web. Kesimpulannya, pembelajaran yang biasa disebut dengan blended learning ini sangat bermanfaat, terutama untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kolaboratif, kreatif, integratif, dan evaluatif.
Referensi
- Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2008)
- Latuheru, J. D. 1998. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud.
- Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
- Koesnandar. 2008. Pengembangan Bahan Belajar Berbasis Web. Jakarta: Pusat
- Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Press.
- Surjono, H. D. 2013. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Peningkatan Proses Pembelajaran yang Inovatif. Makalah Seminar Nasional Pendidikan & Saintec.
Pengertian Bahan Ajar e-Learning, Karakteristik dan Keunggulannya