Pembelajaran Menulis Tahap Awal

Keterampilan menulis adalah suatu sebuah kemampuan motorik dengan kegiatan yang kompleks mencakup gerakan jari, tangan, lengan dan mata secara terintegrasi untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pengalaman dan pengetahuan. Kemampuan ini dapat dikembangkan dan disandingkan dengan kegiatan lain untuk mencapai keberhasilan menulis.

Dalam melaksanakan pembelajaran menulis tahap awal, sebaiknya guru atau pembimbing memperhatikan hal-hal yang sangat mendasar baik itu yang ada dalam diri siswa maupun yang ada di luar diri siswa. Hal ini didasari pada tahapan menulis sesuai dengan perkembangan anak didik. Yang perlu diperhatikan guru dalam pembelajaran menulis di antaranya: tingkat perkembangan siswa, tingkat kesiapan siswa, sumber bahan pelajaran, peralatan/perlengkapan, keaktifan siswa, sikap menulis yang benar dan metode.

Pelaksanaan Pembelajaran Menulis

Tujuan pelaksanaan pembelajaran pada anak usia sekolah tahap awal adalah siswa telah dapat menulis dengan huruf dan ejaan yang benar dan memerhatikan aspek penampilan visual mereka. Perkembangan menulis telah berada pada tahap terakhir, yaitu conventional spelling. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan pembelajaran menulis tercapai.

Tingkat perkembangan siswa

Tingkat perkembangan setiap siswa berbeda-beda secara fisik maupun psikis. Ada anak yang memiliki tingkat perkembangan cepat, sedang dan ada juga yang lambat. Siswa usia Sekolah Dasar mempunyai rasa ingin tahu dan potensi yang besar untuk meningkatkan potensi, minat dan bakatnya. Guru hendaknya memanfaatkan masa tersebut semaksimal mungkin untuk mengembangkan bakat, minat dan kemampuan siswa dengan memberikan dorongan dan bimbingan yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan yang dimiliki siswa.

Tingkat kesiapan siswa

Seperti halnya tingkat perkembangan siswa, tingkat kesiapan setiap siswa dalam menerima pelajaran dan tingkat kesulitan belajar juga berbeda-beda. Sebagai contohnya, siswa  yang berasal dari Taman Kanak-kanak biasanya tindak kesiapannya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang sama sekali belum pernah bersekolah seperti di TK.  Guru hendaknya memberikan perhatian yang berbeda disesuaikan dengan masing-masing tingkat kesiapan. Terutama untuk siswa yang belum sama sekali pernah bersekolah, guru memberikan perhatian yang lebih khusus untuk dapat menyesuaikan diri dengan yang lainnya yang dianggap sudah siap. Sedangkan untuk yang sudah siap, guru memberikan kegiatan tambahan agar tidak jenuh dan mengganggu siswa yang lain.

Sumber bahan pelajaran

Bahan pengajaran dapat diambil dari buku-buku pelajaran, atau dapat juga guru mengembangkan sendiri dengan kriteria atau syarat tertentu. Pengembangan bahan pengajaran harus memenuhi urutan  sebagai berikut.

  • Dari lingkungan anak sendiri meluas ke lingkungan yang lebih jauh.
  • Dari bahan yang mudah ke bahan yang lebih sukar
  • Dari yang konkret/nyata ke bahan yang lebih abstrak

Peralatan/perlengkapan

Alat merupakan sarana yang digunakan untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Peralatan dan perlengkapan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya harus dipersiapkan sebaik mungkin dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan. Sebagai contohnya, kartu huruf, kartu kata, kartu kalimat dan lain-lain.

Keaktifan siswa

Dalam proses pembelajaran, hendaknya yang lebih aktif adalah siswa, bukan guru. Guru adalah pencipta kegiatan belajar siswa dan subjek utamanya adalah siswa. Dalam  pembelajaran Bahasa Indonesia, guru dapat menggunakan multi metode untuk memaksimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Sikap menulis yang benar

Dalam pembelajaran menulis, guru perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

  • Sikap duduk. Sikap duduk yang baik dalam menulis di antaranya adalah dada tidak menempel pada meja, badan tegak dan jarak mata dengan buku antara 25-30 cm. Sikap duduk yang baik tersebut dapat membiasakan siswa untuk selalu duduk tegak dan tidak membungkuk.
  • Penerangan. Penerangan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata. Dalam menulis ataupun membaca, cahaya harus cukup (tidak terlalu terang sehingga menyilaukan mata dan tidak samar-samar) dan sinar yang lebih kuat arahnya datang dari sebelah kiri.
  • Letak buku. Letak buku yang akan ditulis harus tegak (90°) sejajar dengan pinggir meja tulis.
  • Cara memegang pensil ketika menulis. Tangan sebelah kanan digunakan untuk menulis pada umumnya dan tangan sebelah kiri digunakan untuk menekan buku tulis agar tidak bergeser. Jari-jari tangan memegang pensil, pensil diletakkan di antara ibu jari dan telunjuk. Ujung ibu jari, telunjuk dan jari tengah menekan pensil dengan luwes dan tidak kaku.  Ujung pensil muncul di antara ketiga ujung jari di atas kira-kira 1 atau 1,5 cm. Ibu jari menekan alat tulis kira-kira 1,5 cm lebih atas dari ujung telunjuk. Letak ujung kelingking di daun meja/bangku hendaknya luwes agar kelancaran menulis tidak terhambat.

Metode

Ada beberapa metode dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan (MMP). Metode-metode tersebut di antaranya adalah: metode abjad, metode bunyi, metode suku kata, metode kata lembaga, metode global dan metode SAS.

Referensi:

  • Rich, Dorothy.  Pembelajaran yang Menyenangkan untuk Siswa kelas 1-3 SD. Jakarta:Indeks. 2008.
  • Nurvianti, Imas Eva.  Keterampilan Menulis untuk Siswa SD. Jakarta: Lazuardi. 2007.

 

Pembelajaran Menulis Tahap Awal – Padamu Negeri

 

Admin Padamu

Mengingat pentingnya pendidikan bagi semua orang, maka Admin Blog Padamu Negeri ingin berbagi pengetahuan dan informasi seputar pendidikan walaupun dengan keterbatasan yang ada.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *