Bangsa yang masyarakatnya gemar membaca akan memiliki kultur dan peradaban yang besar. Dengan membaca, kita telah membuka jendela dunia, seolah kita berkelana ke masa lalu, kini dan masa datang, alam pikiran kita menjadi luas tanpa batas. Membaca sangat baik untuk membantu perkembangan otak. Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia.
Membaca seperti berada pada masa silam, masa kini dan akan datang. Tidak membaca sama dengan tidak tahu. Tidak tahu itu sangat dekat dengan kebodohan. Dan, kebodohan itu dekat dengan kemiskinan. Dengan membaca kita akan jauh dari kebodohan dan kemiskinan. Membaca telah membawa manfaat dalam berbagai segi kehidupan termasuk pekerjaan, membaca sudah menjadi kebutuhan pokok.
Hukum Newton ke III
Secara sains, alasan mengapa kita harus membaca dan terus belajar seumur hidup dapat dijelaskan dengan hukum III Newton atau dikenal juga dengan hukum sebab-akibat. Hukum sebab-akibat yang dibahas oleh Isaac Newton menyebutkan bahwa “jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda kedua maka benda kedua tersebut mengerjakan juga gaya pada benda pertama, yang besar gayanya sama dengan gaya yang diterima tetapi berlawanan arah”. Hukum Newton, menyebutnya ”sebab-akibat” sebagai aksi sama dengan reaksi.
Persamaannya adalah:
F aksi = – F
Setiap aksi yang kita lakukan merupakan sebuah usaha. Usaha berbanding lurus dengan gaya dan jarak. Jarak merupakan perkalian antara kecepatan dan waktu.
Secara matematika dapat dituliskan sebagai:
w = F x s
- w = usaha
- F = Gaya
- s = jarak
s = v x t
- v = kecepatan
- t = waktu
Kegiatan Membaca Berdasarkan Sains
Dalam fisika, membaca dapat disebut sebagai usaha atau kerja otak. Saat membaca otak mengalami gaya kerja. Adanya ”akibat” karena ada ”sebab”, rajin membaca akan berakibat pada penambahan pengetahuan (semakin cerdas) dan berpengetahuan luas. Sebab dan akibat sesuatu yang abstrak, artinya tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, yang dapat ditangkap oleh panca indra adalah membaca. Sebab akibat terdapat dalam pengertian atau rasa.
Gaya kerja dapat kita asumsikan sebagai fokus, semangat dan serius terhadap usaha membaca. Semakin sering kita membaca, maka semakin besar pengetahuan yang diserap. Pengetahuan yang diserap merupakan waktu yang dikalikan dengan jarak. Adapun jarak, merupakan hasil dari kecepatan daya serap otak dengan waktu membaca.
Berikut ilustrasi dan analoginya.
w = F x s
- w = usaha atau kegiatan membaca.
- F = gaya kerja yang dialami otak untuk menerima informasi pengetahuan. Gaya diasumsikan sebagai fokus, semangat, dan serius.
- S = jarak atau waktu saat mulai membaca sampai berhenti membaca.
Hasil kegiatan membaca dapat menjadi besar atau bermakna jika dilakukan dengan fokus, semangat, dan menyenangkan serta dilakukan dengan waktu yang cukup. Sewaktu kita membaca, sel-sel otak akan merespons dan membentuk serabut saraf yang dapat memperkaya sel saraf pada otak. Hasilnya adalah kita semakin cerdas. Saat kita semakin cerdas, menurut hukum III Newton adalah sebagai reaksi yang diperoleh dan sebuah usaha.
Dapat dilukiskan Sebagai berikut:
F aksi = – F reaksi
gaya membaca = gaya kecerdasan
Ilustrasi dan analogi tersebut bermakna pada kebiasaan membaca akan menghasilkan akibat yaitu semakin cerdas atau banyak mengetahui informasi ilmu pengetahuan.
Contoh Penerapan Hukum III Newton dalam Membaca
Banyak tokoh dunia mulai ilmuwan hingga pengusaha menjadi sukses karena kegemaran membaca yang dilakukan sejak dini. Andy F. Noya pembawa acara Kick Andy bersedia menjadi Duta Baca Indonesia karena merasakan memenangkan kehidupan karena kegemaran membaca sejak kecil.
Cerita tentang film Tarzan adalah bukti nyata bahwa; jika manusia sedari kecil tidak pernah diperkenalkan huruf dan kata sebagai pembentuk kalimat dan tidak dibiasakan untuk membaca, maka sampai dewasa manusia tidak akan mampu berbicara dalam bahasa kalimat.
Contoh lain adalah serial film “Rumah Masa Depan” yang pernah ditayangkan TVRI tahun 1980-an, mengisahkan anak desa yang miskin tapi memiliki semangat membaca. Kegemaran membaca Sangadji diperoleh dari pekerjaannya sebagai loper koran.
Sebagai anak, Sangadji sukses mengubah peta nasibnya yang kesulitan membiayai sekolahnya, tidak hanya itu kesuksesan Sangadji memberikan efek kebahagiaan bagi kedua orangtuanya. Hikmah yang diperoleh dari serial film “Rumah Masa Depan” adalah sikap dari ketekunan terhadap kegiatan belajar dan membaca. Akhirnya, Sangadji yang awalnya anak miskin kini telah menjadi anak cerdas yang banyak mengetahui. Ya! Kita harus rajin membaca agar tidak terlindas zaman sepanjang hidup kita.
Kegiatan Membaca Menurut Hukum III Newton