Seorang bocah dari Nusa Tenggara Timur membuktikan bahwa rasa nasionalisme tak mengenal usia bahkan dari mana ia berasal. Dialah Yohanes Ande Kala bocah yang masih duduk di bangku VII SMP Negeri 1 Silawan Atambua itu dengan gagah berani menjadi pahlawan dalam upacara pengibaran bendera merah putih pada peringatan Kemerdekaan RI, Jumat 17 Agustus 2018 di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motain, Kabupaten Belu, Nusa Tengara Timur.
Kisah Joni, begitu ia disapa, menjadi sorotan tatkala aksi heroik dengan spontan dan tanpa rasa takut memanjat tiang bendera setinggi 10 M saat upacara tengah berlangsung. Hal ini ia lakukan lantaran demi memperbaiki pengait bendera yang bermasalah.
Padahal aksi Joni ini terbilang nekat bahkan bisa membahayakan nyawa nya. Namun demi sang saka merah putih ia tanpa ragu memanjat titik ujung Tiang Bendera yang cukup tinggi untuk memperbaiki tali pengait yang membuat bendera merah putih gagal dinaikkan
Dari video yang beredar, siswa kelas 7 itu berekasi tanpa bantuan memanjat tiang bendera yang tinggi masih dengan menggunakan seragam birunya. Perlahan dia memanjat tiang, sesekali tiangg terlihat bergoyang-goyang sehingga membuat beberapa peserta upacara bendera berdatangan untuk menahan tiang.
Joni kala itu dia sedang beristirahat di tenda karena mengalami sakit perut saat ikut upacara. Ia mengetahui tali bendera nyangkut di ujung tiang ketika Wakil Bupati NTT menanyakan siapa yang bisa memanjat tiang bendera. Dia mendengar, lalu spontan bergegas berlari membuka sepatu dan memanjat tiang bendera tersebut.
Video Detik-detik Joni Panjat Tiang Bendera Saat Upacara
Aksi heroik secara spontan memanjat tiang bendera untuk memperbaiki tali pengerek bendera yang putus ini mendapat berbagai apresiasi dari pemerintah dan masyarakat. PT PLN (Persero) melalui Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali yang ikut dalam upacara tersebut mengapresiasi aksi heroik yang dilakukan oleh Joni tersebut dan menyatakan tindakan Joni tersebut merupakan bentuk rasa nasionalisme dan cinta NKRI.