Literasi digital adalah sebuah keharusan bagi guru, juga bagi para pengambil keputusan dan pembuat kebijakan di bidang pendidikan, karena manusia-manusia yang diurusi sudah berada pada dunia digital. Itulah wacana yang disampaikan Tian Belawati, Rektor Universitas Terbuka (UT) pada acara Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) VIII, Sabtu, 26 November 2016 di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) Pndok Cabe, Tangerang Selatan.
Guru masa kini harus mampu dan memiliki apa yang disebut literasi digital. Kemampuan mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dan alat komunikasi untuk memperoleh serta mengelola informasi itu disebut sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Para guru tidak dapat meniadakan dan melawan tuntutan tersebut.
Siswa sekarang adalah digital native
Seluruh siswa yang bersekolah dari tingkat SD hingga SMA saat ini adalah digital native yang lahir dan tumbuh di era digital. Oleh karena itu, para guru harus mampu secara efektif mendampingi generasi muda yang mereka didik. Dengan literasi digital yang baik, anak akan mudah diarahkan untuk mampu memilah mana informasi berguna dan mana informasi hoax.
Saat ini belum semua guru di Indonesia mampu dan sudah melek IT dikarenakan infrastruktur dan daya beli terhadap perangkat teknologi informasi yang belum merata. Tian Belawati berharap pemerintah, khususnya, dapat semakin berperan menyediakan akses teknologi atau menurunkan harga sehingga terjangkau oleh para guru. Hal ini harus dikerjakan bersama-sama oleh berbagai pihak.
Selain itu, pengelola perguruan tinggi juga bertanggung jawab memperkenalkan sistem pembelajaran yang terintegrasi dengan literasi media kepada mahasiswa calon guru. Meski belum seluruhnya, Universitas Terbuka (UT) sudah memperkenalkan sistem pembelajaran literasi digital sehingga lulusan yang menjadi guru akan terbiasa dengan siswa yang melakukan aktivitas belajar menggunakan IT.
Guru Harus Mampu Literasi Digital – Padamu Negeri