Terlepas dari berbagai pengertian filsafat serta pandangan tentang filsafat oleh para filosof, tujuan filsafat dapat disimpulkan adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisika (hakikat keaslian). Oleh karena itu, banyak bidang kajian dari filsafat.
Bidang Kajian Utama Filsafat
Banyak ahli yang memberikan pendapat tentang bidang-bidang kajian filsafat, antara lain Logika, Estetika, Retorika, Psikologi, Politik, Metafisika, Matematika, Ontologi, Teologi, Kosmologi, Etika, Epistemologi, Aksiologi, dan lain sebagainya.
Terlepas dari berbagai pandangan tentang beberapa bidang filsafat di atas, secara garis besar, kajian utama filsafat itu dapat dikelompokkan kepada tiga bidang, yaitu: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi.
1. Pengertian Ontologi
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Ontologi seringkali disebut sebagai teori hakikat yang membicarakan pengetahuan itu sendiri. Ontologi adalah ilmu yang mengkaji tentang hakikat ilmu.
Secara semantik (cabang dari linguistik yang menyelidiki tentang makna bahasa), ontologi berasal dari kata Yunani on (ada), dan ontos berarti keberadaan. Sedangkan logos diartikan dengan pemikiran atau penyelidikan tentang sesuatu.
Jadi, bidang kajian filsafat ontologi membicarakan asas-asas rasional dari “yang ada”, berusaha untuk mengetahui atau menyelidiki tentang esensi yang terdalam dari “yang ada”. Hakikat apa yang dikaji (teori tentang keadaan).
Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam:
- Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
- Obyek formal (obiectum formale, formal object) ialah penentuan titik pandang terhadap obyek material.
Dengan ontologi, diharapkan terjawab pertanyaan tentang “apa” yang ditelaah oleh ilmu. Bagaimana hubungan objek tersebut dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
Bidang kajian filsafat ontologi ini terbagi menjadi beberapa aliran, yaitu: materialisme, idealisme, dualisme, skeptisisme, dan agnotisme
2. Pengertian Epistemologi
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa kriterianya.
Epistemologi sebagai teori pengetahuan (theory of knowledge) membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Sebab, pengetahuan didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuwan.
Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi ruang serta waktu mengenai sesuatu hal.
Sebagai sebuah prosedur, epistemologi memiliki berbagai perangkat dalam upaya membantu kita memperoleh ilmu pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan proedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Melalui epistemologi diharapkan terjawab pertanyaan tentang “bagaimana”. Misalnya: Bagaimana cara kita memperoleh pengetahuan? Bagaimana proses yang memungkinkan digalinya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Bagaimana cara kita mengetahui bila kita mempunyai pengetahuan? Bagaimana kita membedakan antara pengetahuan dengan pendapat?
Ringkasnya, epistemologi merupakan cabang utama filsafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode, keabsahan pengetahuan, sumber-sumber pengetahuan dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut.
Bidang filsafat epistemologi ini terbagi menjadi beberapa aliran, yaitu: Empirisme, rasionalisme, dan intuisionisme.
3. Pengertian Aksiologi
Dalam filsafat, aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Nama lain dari bidang kajian aksiologi ini adalah teori nilai (theory of value). Teori nilai ini membahas mengenai kegunaan atau manfaat pengetahuan.
Secara historis, berbeda dari ontologi dan epistemologi, aksiologi ini muncul belakangan, sebagai akibat dari terjadinya perang dunia kedua di mana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada kenyataannya digunakan dengan mengabaikan etika dan moral.
Secara semantik, aksiologi berasal dari bahasa Yunani axios dan logos. Axios berarti nilai dan logos berarti teori. Dengan demikian, aksiologi berarti teori nilai (theory of value). Sebagai teori nilai, aksiologi ini dalam konteks kaitannya dengan kegunaan atau manfaat dari pengetahuan yang diperoleh.
Dengan demikian yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi adalah untuk apa pengetahuan itu digunakan? Bagaimana hubungan penggunaan ilmiah dengan moral etika? Bagaimana penentuan obyek yang diteliti secara moral? Bagaimana kaitan prosedur ilmiah dan metode ilmiah dengan kaidah moral?
Untuk menggunakan kegunaan filsafat, kita dapat melihatnya dari tiga hal: (1) filsafat sebagai kumpulan teori (2) fisalafat sebagai pandangan hidup, (3) filsafat sebagai metode pemecahan masalah
Kesimpulan Kajian Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa:
- Ontologi menjawab pertanyaan tentang: Apa yang dikaji oleh pengetahuan?
- Epistemologi menjawab pertanyaan tentang: Bagaimana cara memperoleh atau mendapatkan pengetahuan?
- Aksiologi menjawab pertanyaan tentang: Untuk apa pengetahuan tersebut dipergunakan?
Dengan mengetahui jawaban dari tiga jenis pertanyaan tersebut, maka kita dapat membedakan berbagai jenis pengetahuan yang ada dalam khazanah kehidupan manusia. Hal ini memungkinkan kita mengenali berbagai pengetahuan yang ada, seperti ilmu, dan agama serta dapat memposisikannya pada tempat masing-masing, sehingga dapat saling memperkaya dan memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Bidang Kajian Utama Filsafat: Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Terlepas dari berbagai pandangan tentang beberapa bidang filsafat!
visit bdpr.telkomuniversity.ac.id