Apa Itu Ricikan Gamelan Jawa?

ricikan gamelan jawa

Ricikan gamelan adalah berbagai jenis instrumen atau alat musik yang membentuk ansambel gamelan dalam tradisi musik Jawa. Istilah “ricikan” merujuk pada bagian-bagian atau instrumen yang ada dalam gamelan, masing-masing dengan peran dan fungsinya yang spesifik, baik dalam mengiringi pertunjukan seni, seperti wayang kulit, maupun dalam sajian karawitan atau konser gamelan.

Gamelan Jawa: Laras dan Tuning

Gamelan Jawa terbagi menjadi dua laras atau sistem tuning utama, yakni laras Slendro dan laras Pelog.

Laras Slendro terdiri dari lima nada dengan interval yang relatif sama, menghasilkan suara yang lebih cenderung harmonis dan terkesan lebih datar.

Laras Pelog, di sisi lain, terdiri dari tujuh nada dengan interval yang tidak seragam, memberikan kesan yang lebih kaya dan dinamis.

Kedua laras ini memengaruhi cara permainan dan pengaturan instrumen dalam sebuah ansambel gamelan.

Jenis-Jenis Ricikan Gamelan

Ricikan gamelan mencakup berbagai instrumen yang saling mendukung untuk menciptakan harmoni dan irama. Beberapa ricikan utama dalam gamelan Jawa meliputi:

  1. Gendang (Kendang): Gendang berfungsi sebagai pengatur atau pengendali irama. Dalam tradisi karawitan, peran gendang sangat vital karena pengendang (pemain gendang) bertanggung jawab untuk mengatur tempo dan perubahan ritme dalam perjalanan gending (lagu). Gendang ini membimbing keseluruhan irama gamelan dan menentukan cepat atau lambatnya perjalanan musik, serta perubahan ritme yang terjadi selama pertunjukan.
  2. Gender: Gender, khususnya gender lanang (gender pria), memainkan peran penting dalam tata iringan wayang, terutama dalam gaya Jawatimuran. Gender digunakan untuk menuntun atau membimbing laras yang digunakan oleh dalang dalam membawakan sulukan atau intruksi awal (buka) dalam sebuah gending. Dalam konteks wayang kulit, gender bertanggung jawab dalam membantu dalang melakukan transisi atau pergantian gending, terutama dengan teknik seperti dhodhogan mbanyu tumetes, yang sering digunakan untuk membuka atau memperkenalkan gending.
  3. Suling: Suling atau seruling dalam gamelan berfungsi untuk memberikan warna suara yang lembut dan melengkapi instrumen yang lebih keras seperti gong atau kendang. Suling ini juga sering dimainkan dalam sajian klenengan atau konser gamelan sebagai pelengkap harmoni.
  4. Gong: Gong berfungsi sebagai penanda akhir dari sebuah gending atau bagian dari gending yang lebih panjang. Gong juga digunakan untuk memberi tanda pada perubahan bagian atau siklus dalam musik gamelan. Suara gong yang berat dan mendalam memberikan dimensi khusus dalam setiap komposisi gamelan.
  5. Kenong dan Kempul: Kenong dan kempul adalah instrumen perkutut yang memainkan nada-nada yang teratur sebagai pembentuk ritme dalam gamelan. Kedua instrumen ini juga berfungsi untuk menandai batas-batas bagian dalam sebuah gending.
  6. Rebab: Rebab adalah alat musik gesek tradisional yang sering dimainkan sebagai bagian dari ansambel gamelan. Fungsinya adalah untuk memberikan warna melodi dengan suara yang lembut dan mendalam, sekaligus mendukung atau melengkapi vokal dalam pertunjukan gamelan.

Ricikan Gamelan dalam Konteks Pertunjukan

Dalam sajian gamelan, terutama yang mengiringi pertunjukan wayang kulit, ricikan gamelan memiliki peran yang sangat penting dalam menyampaikan pesan atau emosi yang diinginkan oleh dalang (pengarah pertunjukan). Setiap instrumen memiliki tanggung jawab untuk menciptakan atmosfer yang tepat, baik itu untuk menggambarkan suasana tenang, dramatis, atau penuh kekuatan.

Pamurba

Dalam konteks karawitan, istilah “pamurba” merujuk pada peran kendang dalam mengendalikan tempo dan dinamika gending. Pemain kendang (pengendang) tidak hanya mengikuti alur gending, tetapi juga berinteraksi dengan pemain gamelan lainnya, terutama dalam sajian wayang yang sering kali memerlukan improvisasi.

Pengaruh terhadap Dalang

Salah satu peran ricikan gamelan yang paling menarik adalah bagaimana instrumen tertentu dapat memengaruhi cara dalang (pemain wayang) menggerakkan karakter-karakter wayang dan membawakan cerita. Instrumen gender lanang, misalnya, membantu dalang dalam memilih laras yang tepat untuk memperkenalkan atau mengubah suasana dalam sebuah adegan.

Kesimpulan

Ricikan gamelan bukan hanya sekadar alat musik, tetapi bagian tak terpisahkan dari struktur dan irama dalam tradisi musik Jawa. Masing-masing instrumen memiliki fungsinya sendiri-sendiri yang saling melengkapi, baik dalam pengendalian irama, pembentukan melodi, maupun dalam mendukung narasi pertunjukan wayang kulit.

Dengan pemahaman tentang ricikan gamelan, kita bisa lebih mengapresiasi keindahan dan kompleksitas musik tradisional Jawa, yang tidak hanya mengandalkan melodi, tetapi juga tata irama dan hubungan antar instrumen yang harmonis.

 

Apa Itu Ricikan Gamelan Jawa?

Admin Padamu

Mengingat pentingnya pendidikan bagi semua orang, maka Admin Blog Padamu Negeri ingin berbagi pengetahuan dan informasi seputar pendidikan walaupun dengan keterbatasan yang ada.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *