Agar Siswa Bisa Berlaku Jujur Saat Ujian Nasional

Ujian nasional tidak menyeramkan seperti dulu. Sekarang, ujian nasional bukan satu-satunya yang menjadi faktor penentu kelulusan. Meski begitu, ternyata di beberapa wilayah masih ditemui siswa yang tidak jujur ketika mengikuti ujian.

Dasar ketidakjujuran sebenarnya berawal dari ketakutan. Takut akan tidak lulus. Takut bila tidak dianggap cerdas. Dan tentu yang paling jamak ditemui adalah takut bila tidak diterima di sekolah unggulan. Kejujuran bisa dilihat dari siswa dengan menyiapkan atmosfer kejujuran di sekolah. Atmosfer ini penting untuk menciptakan budaya kejujuran di lingkungan sekolah ataupun keluarga.

 

Empat Kiat Agar Siswa Bisa Berlaku Jujur

Kejujuran adalah kunci untuk tetap hidup yang baik, dan sekolah sebagai tempat pendidikan bukan hanya sekedar mencari ilmu pengetahuan umum, namun juga akhlak dan budi pekerti. Untuk itu peran semua pihak mulai dari kepala sekolah, guru, orang tua hingga siswa di tuntut berperan untuk menciptakan kejujuran siswa. Berikut ini empat kiat agar bisa jujur.

1. Jujur Lawan Korupsi

Masalah besar yang saat ini sedang dihadapi negara ini dan negara mana pun di dunia tidak lain dan tidak bukan adalah korupsi. Dana sebesar berapa pun yang disiapkan pemerintah untuk memajukan pendidikan akan sia-sia bila ada korupsi.  Korupsi ini bermula dari ketidakjujuran.

Buktinya KPK selalu menggemborkan kalimat “Berani Jujur itu Baik”. Kalimat sederhana ini seolah menunjukkan bahwa kejujuran amat jarang di negara ini. Jujur seolah menjadi barang mewah yang jarang sekali dimiliki orang.

Kita mungkin marah ketika banyak koruptor tertangkap. Namun kita juga harus sadar bahwa korupsi tidak hanya terjadi seperti yang ada di layar televisi. Di kehidupan sehari-haripun korupsi terjadi. Misalnya korupsi nilai ujian nasional.

Dengan mengerjakan ujian nasional secara jujur, berarti kita telah berusaha melawan korupsi. Sebaliknya, bila kita tidak jujur dengan memberi bocoran atau mengerjakan ujian nasional dengan tidak jujur, maka kita telah menanamkan bibit-bibit koruptor kepada generasi muda. Tentu saja kita tidak ingin itu terjadi. Lebih baik persiapan belajar yang baik atau bisa mengikuti les privat UN seperti yang disediakan oleh NusaPrivat.com.

2. Mindset Jujur Modal Kehidupan

Salah satu modal kehidupan adalah kepercayaan. Kepercayaan tidak bisa diraih tanpa kejujuran. Orang yang jujur akan dipercaya, meski terkadang pahit bila didengar. Dan orang yang jujur adalah mereka yang pemberani. Mereka yang tidak takut dengan resiko (tidak lulus ujian atau mendapatkan nilai jelek) namun malah melawannya.

Dalam jangka pendek, mungkin kita akan masuk sekolah negeri favorit dan bisa masuk universitas favorit, namun setelah itu, kejujuranlah yang bermain. Kepercayaanlah yang membuat kita bekerjasama atau tidak. Ketidakjujuran melahirkan ketidakpercayaan. Dan bila kita sudah tidak ada yang percaya, sebesar apapun capaian kita baik ketika SMA maupun kuliah, semua akan percuma.

Jujur adalah kunci untuk tetap hidup. Agar kita tetap di percaya. Selain itu, jujur adalah modal besar kita untuk meneruskan ke generasi berikutnya, anak cucu kita. Apa jadinya bila anak cucu kita menanggung malu karena ketidakjujuran yang kita lakukan? Tentu itu tidak kita inginkan bukan?

3. Lomba Kejujuran

Lomba yang ada di sekolah umumnya adalah lomba yang berbasis akademis. Sekali waktu memang perlu dilaksanakan lomba kejujuran. Lomba sejenis ini penting untuk mengukur seberapa jujur siswa-siswi di sekolah.

Bila kadar kejujurannya kurang, bisa diperbaiki. Bila lebih atau mencapai target yang ditentukan, bisa dibagi dengan sekolah-sekolah lain dan sekolah kita bisa menjadi sekolah acuan kejujuran.

4. Guru (BK) yang sabar.

Sumber utama kejujuran adalah ketakutan. Ketika anak takut bila nanti dimarahi orang tua, maka ia berkata sesuai dengan apa yang diinginkan orang tua tersebut. Padahal, apa yang disampaikan si anak ternyata bertolak belakang. Pada akhirnya, ketidakjujuran tadi akan berulang menjadi ketidakjujuran yang lain.

Agar di sekolah siswa bisa jujur, guru BK mau tidak mau harus mengubah sikap. Selama ini, citra guru BK adalah mereka yang galaknya bukan main dan cenderung dihindari siswa.  Kalau bisa, guru  BK diganti orang yang lemah lembut dan benar-benar mengerti anak.

Bukan mereka yang sekadar memandang bahwa kenakalan adalah kejahatan. Tapi mereka yang menganggap bahwa kenakalan adalah proses yang lumrah dilalui anak didiknya. Dengan bersikap lebih luwes dan terbuka, anak didik diharapkan bisa menjadi lebih jujur.

Dari sikap saling terbuka antara guru (khusunya BK) dengan siswa, akan timbul pembicaraan yang tidak ditutup-tutupi dengan kebohongan. Berangsur-angsur anak tidak akan takut bila mereka mengucapkan apa yang sebenarnya.

 

Agar Siswa Jujur Saat Ujian Nasional – Padamu Negeri

 

Admin Padamu

Mengingat pentingnya pendidikan bagi semua orang, maka Admin Blog Padamu Negeri ingin berbagi pengetahuan dan informasi seputar pendidikan walaupun dengan keterbatasan yang ada.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *