Pandangan Tentang Manusia Oleh Para Pemikir

Banyak pandangan dari para pemikir dunia tentang manusia dan siapa jati diri manusia. Siapakah manusia itu? Apa yang dimaksud dengan peri kemanusiaan yang menjadi jati diri manusia? Berbicara tentang manusia sepertinya berbicara tentang segala sesuatu. Manusia mampu dengan kekuatannya sendiri memenuhi semua kebutuhan dan mampu pula mengembangkan dirinya sendiri.

 

Pandangan Tentang Manusia

Pandangan klasik tentang manusia, antara lain dikemukakan oleh pemikir:

Manusia pada hakikatnya ditandai oleh adanya kesatuan antara apa yang ada pada dirinya, yaitu pikiran, kehendak, dan nafsu. (Plato)

Manusia pada hakikatnya adalah jahat, oleh karenanya untuk mengembangkannya diperlukan latihan dan disiplin yang keras, terutama disiplin kepada tubuhnya. (Hsun Tsu)

Manusia merupakan kesatuan jiwa dan badan, yang dimotivasi oleh prinsip kebahagiaan; kesemuanya itu diwarnai oleh dosa warisan dari pendahulunya. (Agustinus)

Manusia terdiri dari unsur dualistik, jiwa dan badan. Jiwa tidak bersifat bendawi, abadi dan tidak dapat mati, sedangkan badan yang bersifat bendawi dapat sirna, dan menjadi sasaran ilmu fisika. Di antara badan dan jiwa terdapat pertentangan yang berkelanjutan tak terjembatani; badan dan jiwa itu masing-masing mewujudkan diri dalam berbagai hal sendiri-sendiri. Namun demikian, hakikat manusia adalah jiwanya. (Descartes)

Pandangan modern tentang manusia, antara lain dikemukakan oleh para ahli pemikir:

Manusia tidak memegang nasibnya sendiri. Tingkah laku manusia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan insting-instingnya, dan dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman masa lampau, dan ditentukan oleh faktor-faktor interpersonal dan intrapsikis. (Freud)

Manusia tidak semata-mata bertujuan memuaskan dorongan-dorongan dirinya, tetapi juga termotivasi untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan pemenuhan kebutuhan dalam mencapai sesuatu. Tingkah laku individu ditentukan oleh lingkungan, pembawaan, dan individu itu sendiri. (Adler)

Manusia adalah makhluk rasional, tersosialisasikan, dan dapat menentukan nasibnya sendiri. Dalam kondisi yang memungkinkan, manusia akan mampu mengarahkan diri sendiri, maju, dan menjadi individu yang positif dan konstruktif. (Rogers)

Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya di kontrol oleh faktor-faktor dari luar dirinya. Tingkah laku manusia dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungannya, melalui hukum-hukum belajar. (Skinner)

Tindakan manusia didorong untuk memenuhi kebutuhan dasar (baik psikologikal maupun fisiologikal), yang sama untuk semua orang. Kebutuhan fisioiogikal adalah segala sesuatu untuk mempertahankan kesadaran organisme, sedangkan kebutuhan psikologikal terarah untuk mencintai dan dicintai, serta berguna bagi diri sendiri dan orang lain. (Glasser)

Manusia memiliki kemampuan inheren untuk berbuat secara rasional ataupun tidak rasional. Berpikir dan merasa itu sangat dekat dan bergandengan satu sama lain: pikiran seseorang dapat menjadi perasaannya, dan sebaliknya. (Ellis)

Manusia dipandang sebagai nol yang me-nol-kan diri, pour soi yang dirinya itu bukan merupakan objek, melainkan subjek, dan secara kodrati dirinya itu adalah bebas. (Sartre)

 

Pandangan Tentang Manusia – Padamu Negeri

Admin Padamu

Mengingat pentingnya pendidikan bagi semua orang, maka Admin Blog Padamu Negeri ingin berbagi pengetahuan dan informasi seputar pendidikan walaupun dengan keterbatasan yang ada.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *