Dua Pandangan Klasik Tentang Hubungan Teman

Manusia adalah makhluk sosial membutuhkan orang lain sebagai teman dan sarana untuk bersosialisasi dan berinteraksi. Telah berabad-abad konsep manusia sebagai makhluk sosial itu ada yang menitikberatkan pada pengaruh masyarakat yang berkuasa kepada individu karena pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Bagaimana pandangan tentang hubungan dengan teman menurut filsuf klasik?

Dua Pandangan Klasik Tentang Hubungan Teman

Pandangan Hubungan Teman Menurut Aristoteles

Aristoteles (Aristotle, 384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato yang dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di pemikiran Barat. Aristoteles menerangkan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain, sebuah hal yang membedakan manusia dengan hewan. (Pangdangan Zoon Politicon).

Aristoteles membedakan dua bentuk hubungan teman yaitu:

  1. Hubungan teman dengan pamrih yang didasarkan atas saling membutuhkan, dan hubungan ini bila kebutuhannya sudah tidak terpenuhi maka hubungan dapat berakhir.
  2. Hubungan teman tanpa pamrih yang tidak memiliki maksud tertentu untuk memperoleh keuntungan pribadi. Hubungan tanpa pamrih biasanya lebih bertahan.

Pandangan Hubungan Teman Menurut Marcus Tullius Cicero

Marcus Tullius Cicero (Cicero di Inggris dijuluki “Tully”, 106 SM – 43 SM) adalah filsuf seorang retorika, pengacara, penulis, dan negarawan Romawi kuno yang umumnya dianggap sebagai ahli pidato Latin dan ahli gaya prosa.

Cicero, mengulas tiga bentuk hubungan teman :

  1. Teman berdasarkan kebutuhan Dasar dari hubungan teman disini adalah kebutuhan, dengan berakhirnya kebutuhan atau saling membutuhkan maka hubungan teman pun berakhir. Ini terlihat pada hubungan teman antara usia lanjut, karena pada usia ini mereka tak lagi mencari kesenangan atau kenikmatan, tetapi teman yang memenuhi kebutuhan. Hubungan ini juga terjadi pada orang dewasa muda atau pertengahan yang sifatnya mengejar kebutuhan petualangan. Mereka tidak selalu bersama, sebab biasanya mereka tidak menyukai satu sama lain, kecuali kebutuhan yang sama. Hanya jika hubungan saling menguntungkan mereka akan bersama, misalnya hubungan teman dalam klub.
  2. Teman berdasarkan kesenangan Hubungan antar teman berdasarkan kesenangan biasanya terjadi pada orang-orang muda. Anak muda biasanya hidupnya dipandu oleh perasaan, minat utama pada kesenangan atau kenikmatan, pada kesempatan untuk menikmati hal menyenangkan. Ketika cita rasa berubah, maka hubungan teman pun berganti. Jika teman sudah tidak lagi menyenangkan maka putuslah hubungan. Biasanya hubungan seperti ini berlangsung singkat.
  3. Teman sejati berdasarkan kebaikan Hubungan antar teman yang berjalan panjang biasanya didasarkan atas kebaikan, hubungan baik dipertahankan atas sifat-sifat baik tanpa pamrih dan sepenuh hati. Menerima teman apa adanya, menghargai kehendak-minat dan segala aspek konsekuensinya. Karena kebaikan satu sama lain, hubungan ini menyenangkan dan memenuhi kebutuhan afeksi.

Pandangan Klasik Tentang Hubungan Teman – Padamu Negeri

.

Admin Padamu

Mengingat pentingnya pendidikan bagi semua orang, maka Admin Blog Padamu Negeri ingin berbagi pengetahuan dan informasi seputar pendidikan walaupun dengan keterbatasan yang ada.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *